Jumat, 10 Agustus 2007

Cokelat Bagus Untuk Kecantikan Kulit 

Cokelat, Ternyata Bagus Untuk Kecantikan Kulit Selama ini kita mengenal cokelat sebagai kudapan yang luar biasa nikmat. Tetapi sebetulnya biji cokelat tak melulu untuk diubah jadi kudapan asyik. Biji cokelat juga bermanfaat untuk menghaluskan kulit. Bahkan juga untuk menyembuhkan rematik. Tak percaya? Simak ulasan berikut.
Beberapa tahun belakangan ini, banyak pusat kecantikan memanfaatkan cokelat untuk kesehatan kulit. Salah satunya untuk menghaluskan kulit. "Cokelat punya kandungan tertentu yang bisa melembutkan dan menghaluskan kulit," terang Janny Bodhipala (55). Unsur yang dimaksud pemilik Center De Beaute ini adalah theobroma oil. Untuk mendapatkan minyak ini, biji cokelat tentu saja harus diolah dulu. Proses perawatannya sendiri dibagi atas 2 tahap, yakni tahap scrubbing dan terapi lilin cokelat. Scrubbing (peeling dengan scrub cokelat)Proses penghalusan kulit ini dilakukan dengan cara peeling (proses pengangkatan sel-sel kulit mati). Yang digunakan sebagai scruber-nya adalah biji cokelat utuh yang ditumbuk halus."Halusnya hingga menjadi seperti tepung," terang Janny. Sebelum dipakai, cokelat bubuk ini harus dicampur dengan white clay (tanah liat berwarna putih) dan tepung beras. Campuran kedua bahan inilah yang akan membantu pengangkatan sel kulit mati. Karena tepung beras memiliki kekuatan untuk membantu pengelupasan sel kulit mati.
Campuran cokelat kemudian ditambahkan air sampai berbentuk pasta dan dioleskan ke seluruh kulit. Boleh percaya, boleh tidak, menurut Janny, akan terlihat perbedaan kulit sebelum dan sesudah peeling. Peeling seperti ini, terang Janny perlu dilakukan saat kulit sudah tampak bersisik. "Itu pertanda sel kulit mati mulai menumpuk." Selain itu, lanjut wanita yang pernah sekolah kosmetik di Jerman dan Perancis ini, ada ciri lain. "Kulit tampak kusam dan gelap. Pertanda lain dapat dilihat saat kita memakai bedak tabur. Kalau sudah tidak menempel di kulit, pertanda Anda harus melakukan peeling." LILIN COKELAT Usai proses peeling, pasien akan menjalankan terapi lilin cokelat. Bahan yang dipakai untuk terapi ini paraffin cokelat. Bahannya terdiri dari paraffin dan cokelat.
Menurut Janny, di dalam cokelat terdapat 2 jenis minyak, yakni cacao butter dan cacao liquor. Cacao butter adalah minyak cokelat berwarna putih kekuningan. Bentuk dan sifatnya sangat halus dan lembut. Cacao butter biasanya dipakai sebagai salah satu bahan campuran untuk kosmetik (make up). Seperti, lipstik, eyelash cream, sabun, pemerah pipi, dan body lotion. Sedangkan cacao liquor, adalah minyak cokelat yang berwarna cokelat. Hampir sama fungsinya dengan cacao butter, minyak ini juga memiliki khasiat menghaluskan dan melembutkan kulit. Cacao liquor ini bentuknya tidak rata, tetapi seperti batu jika sudah mengeras. Terapi lilin cokelat ini menggunakan cacao liquor yang bentuknya padat tersebut. "Minyak ini diambil dari biji cokelat yang diperas," urai Janny. Proses pemerasan cokelat hingga keluar minyak ini menggunakan mesin khusus. Namun banyak juga produsen cacao liquor ini yang menjualnya sudah dalam bentuk padat. Untuk terapi cokelat, cacao liquor harus dicampur paraffin yang dibuat dari pohon damar yang sudah diformulasi untuk perawatan kulit. Sifatnya lentur dan berwarna transparan. Paraffin berfungsi melancarkan peredaran darah dan memutihkan kulit. "Parafin aman digunakan karena dibuat dari bahan alami dan penggunaannya khusus untuk perawatan kulit," ungkap Janny. Jenis paraffin cukup beragam, seperti paraffin putih (netral), peach, olive, aloe vera (lidah buaya), gandapura, dan bunga jagung. Untuk terapi lilin cokelat, yang digunakan adalah paraffin putih. Untuk membuat lilin cokelat, paraffin akan dimasukkan ke dalam mesin yang suhunya 38 ­ 40 derajat Celcius. Kapasitas mesin ini tidak lebih dari 3 kilogram. Setelah paraffin mencair, itu barulah ditambahkan cacao liquor atau minyak cokelat yang berbentuk padat. Saat hendak dipakai, paraffin cokelat dioleskan ke tubuh dengan kuas. Untuk terapi tubuh, biasanya dimulai dari punggung. Olesan dimulai dari tulang punggung bagian tengah, naik ke atas, lalu ke bawah, ke samping kiri atau kanan. Setelah seluruh tertutup lilin cokelat, punggung dilapisi plastik dan handuk. Tujuannya agar muncul rasa hangat. Rasa hangat juga muncul karena lilin cokelat sudah memiliki suhu panas karena dicairkan dengan suhu tinggi. Suhu yang panas akan melancarkan sirkulasi darah dan membuat pori-pori kulit langsung terbuka. "Saat pori-pori kulit terbuka inilah, kandungan yang melembapkan, memutihkan, dan menghaluskan kulit, akan terserap," papar Janny. Di atas plastik juga dihamparkan selimut listrik yang bersifat menghangatkan. Proses ini berlangsung 20 menit. Hasilnya? "Kulit jadi lembut dan tubuh juga terasa lebih ringan karena peredaran darah menjadi lebih lancar. Yang penting juga, tubuh jadi sehat. Karena keringat yang keluar saat proses penghangatan tadi, sekaligus membawa racun di dalam tubuh," katanya.
BISA SEMBUHKAN REMATIK Selain punggung, terapi lilin cokelat juga bisa dipakai untuk kaki. Manfaat yang paling menonjol dalam terapi lilin cokelat bagi kaki adalah memberi kelenturan pada otot-otot kaki yang pegal. Bahkan bisa mendeteksi penyakit reumatik. "Kalau saat dicelupkan ke dalam lilin cokelat, kaki terasa disakit, maka ada tendensi rematik," ujar Janny.
Bagi penderita reumatik, Janny menganjurkan menjalankan terapi seminggu 2 kali agar penyakitnya makin berkurang dan hilang. Khusus untuk rematik, Janny menggunakan paraffin yang sudah mengandung gandapura. Selain reumatik, perawatan terapi lilin ini bisa menghilangkan bau kaki yang mengganggu. Tanpa efek samping Umumnya, perempuan berusia dewasa atau sudah menikahlah yang memanfaatkan terapi kecantikan ini. Karena, proses penuaan, kulit kering, dan pemakaian kosmetik menyebabkan kulit butuh perawatan. Nah, karena perawatan ini berasal dari luar, maka bisa dipastikan tidak menimbulkan efek samping. Namun, kulit luka atau bekas operasi sebaiknya tidak diterapi lilin cokelat. Namun Janny mengingatkan untuk waspada saat menggunakan mesin paraffin. Karena mesin ini sangat sensitif.·

Tidak ada komentar: